ROTE NDAO, VICTORYNEWS - Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu didampingi Sekda Jonas M Selly, dan Kabag Hukum Hangry Mooy melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor pusat Bank NTT di Kupang, Jumat (27/01/2023).
Kedatangan Bupati Paulina dan rombongan disambut Direktur Utama (Dirut) Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho didampingi Direktur Dana dan Treasury Bank NTT Yohanis Landu Praing, Direktur Kredit Bank NTT Paulus Stefen Messakh, Direktur Kepatuhan Christofel Semuel Melianus Adoe, dan Direktur IT dan Operasional Bank NTT Hilarius Minggu.
Dalam pertemuan yang dilaksanakan di ruang rapat Dirut Bank NTT di lantai 2 kantor pusat Bank NTT itu, Bupati Paulina menyampaikan bahwa tujuan kunjungan hanya silaturahmi biasa dalam rangka menyampaikan terima kasih kepada jajaran direksi Bank NTT yang pada tahun 2022 telah menyalurkan dana Corporate social responsibility (CSR) sebesar Rp 500 juta.
Menurut Bupati Paulina, pemerintah dan masyarakat Rote Ndao telah merasakan manfaat dari Program CSR Bank NTT. Ada bantuan bagi sejumlah kelompok tani, juga bantuan untuk penataan alun-alun seputaran Lapangan Sepak Bola Ba'a dengan mendirikan monumen Bupati Pertama Rote Ndao Christian Nehemia Dillak.
Baca Juga: Kabar Gembira bagi Masyarakat Rote Ndao, Sekarang Pelayanan BPJS Kesehatan Cukup Tunjukan KTP
"Silaturahmi ini juga kami menyampaikan undangan kepada jajaran direksi untuk hadir dalam peresmian monumen tersebut, yang rencananya dilaksanakan 14 Februari 2023 dan dihadiri keluarga besar almarhum Bupati Christian Dillak," kata Bupati Paulina singkat.
Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho beserta jajaran direksi menyambut baik undangan Pemkab Rote Ndao dan menyampaikan terima kasih.
Alex Riwu Kaho dalam kesempatan itu menyampaikan capaian
akhir tahun buku 2022, di mana kinerja Bank NTT tumbuh positif walaupun berhadapan dengan tantangan yang berat Covid-19 dan bebagai kondisi yang menyertainya.
Menurutnya, laba Bank NTT sebelum diaudit mencapai Rp 327 miliar. Sehingga, mudah-mudahan dari audit yang sedang dilakukan tidak terpaut jauh, sehingga deviden bisa terus ditingkatkan.
Ia juga menepis informasi yang beredar terkait deviden yang ditahan. Itu tidak benar dan perlu kami luruskan bahwa tidak ada deviden yang ditahan, yang ada waktu itu semua sepakat untuk mengurangi perhitungan deviden.

Sehingga, sambung Alex, dari laba itu hanya 50 persen deviden, 50 persennya langsung jadi penambahan cadangan. Ini juga hanya sementara saja guna meningkatkan modal inti sehingga mencapai Rp 3 triliun.
"Kita diberikan waktu sampai 2024. Jika tahun 2023 kita bisa selesai, maka seluruh laba 2024 bisa saja langsung bisa jadi deviden. Pemanfaatan laba ini juga merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan modal inti," katanya.