ROTE NDAO, VICTORYNEWS - Ini pertama kali terjadi dalam sejarah peresmian dan penyerahan kunci Rumah Layak Huni (RLH) yang dilakukan pemerintah desa/kelurahan di Kabupaten Rote Ndao.
Biasanya acara ini dilakukan dengan tururan adat Rote (helo). Namun, berbeda dengan persiapan Lurah Namodale Agustinus Ndolu bersama Penjabat Kepala Desa Persiapan Mengelama Dedi PE Manafe.
Walau keduanya sudah menjadi pimpinan wilayah yang berbeda karena sebagain wilayah Kelurahan Namodale sudah dimekarkan menjadi Desa Persiapan Menggelama, namun dalam rangka penyerahan 12 unit RLH Tahun Anggaran 2022, keduanya bersatu menggelar acara peresmian RLH bersama.
Hal yang unik dalam acara tersebut, yakni penyambutan Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu bersama para Asisten dan pimpinan Perangkat Daerah, dilakukan dengan tuturan adat Timor Dawan yang dikenal dengan Natoni.
Pantauan rotendao.victorynews.id, di kediaman John Elias Bria, Bupati Paulina dan rombongan disambut Natoni oleh Tua Adat Timor Dawan Herman Benu.
Dalam Natoni tersebut, Herman Benu mewakili para penerima RLH yang merupakan warga perantau menyampaikan terima kasih kepada Ibu Bupati Paulina karena memberikan perhatian terhadap seluruh komponen warga, tanpa memandang asalnya.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Mama Bupati karena tak hanya memberikan bantuan bagi orang asli Rote, tetapi kami warga perantau yang ada juga mendapat sentuhan kasih yang sama. Hal ini yang membuat kami tidak asing di Rote dan merasa berada di tanah kelahiran kami," ujarnya.
Hal lain yang berbeda, penyerahan kunci rumah RLH Keluaran Namodale dan Desa Persiapan Menggelama tersebut juga diserahkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang merupakan inovasi dan kolaborasi Penjabat Kades Persiapan Menggelama Dedi Manafe dengan Kantor PTSP Kabupaten Rote Ndao.
Selain itu, Bupati Paulina juga membagi bantuan paket sembako kepada 12 KK penerima RLH Kelurahan Namodale dan Desa Persiapan Menggelama itu.

Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu dalam sambutannya mengatakan,
pemerintah selama ini tidak pernah merasa bahwa ada warga perantau etnis Timor, Sabu, Flores dan lainnya. yang ada itu Orang Rote.
Baca Juga: Bupati Paulina Pantau Kerusakan Infrastruktur pada Ruas Jalan Desa di Pantai Baru dan Rote Timur
Lanjut Bupati Paulina, hanya kebetulan saja ada yang bermarga Timor atau yang lainnya, akan tetapi semua Orang Rote karena kita semua menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam bingkai Ita Esa (kita satu).